Hubungan antara hormon pria dan penuaan: Dampak penurunan testosteron dan cara mengatasinya






Hubungan antara hormon pria dan penuaan: Dampak penurunan testosteron dan cara mengatasinya

Testosteron, hormon utama pria, penting tidak hanya untuk fungsi otot dan seksual, tetapi juga untuk menjaga kesehatan fisik dan mental. Namun, hormon ini menurun secara bertahap seiring bertambahnya usia, dan diketahui dapat menyebabkan berbagai gangguan. Artikel ini memberikan penjelasan rinci tentang perubahan testosteron terkait usia, efeknya, gaya hidup dan tindakan medis, serta prospek pengobatan regeneratif di masa depan.

Tinjauan Penelitian (Hubungan antara Hormon Pria dan Penuaan)

Kadar testosteron melonjak selama masa remaja, mencapai puncaknya di masa dewasa, dan kemudian menurun secara bertahap sejak usia paruh baya. Kecepatan dan awal penurunan ini sangat bervariasi dari orang ke orang, dengan beberapa orang mulai mengalami penurunan di usia 40-an dan yang lainnya mempertahankan kadar tinggi hingga usia lanjut. Tidak seperti hormon wanita, penurunan hormon pria tidak pernah berakhir, sehingga menimbulkan kekhawatiran tentang dampak jangka panjangnya terhadap kesehatan.

Target dan metode pengobatan (perbaikan gaya hidup dan intervensi medis)

Perbaikan gaya hidup

Obesitas, merokok, konsumsi alkohol berlebihan, dan stres merupakan penyebab utama rendahnya testosteron. Olahraga ringan, pola makan seimbang, dan tidur yang cukup efektif dalam menjaga sekresi testosteron. Penurunan berat badan juga dilaporkan secara langsung dapat meningkatkan kadar testosteron.

Perawatan di institusi medis

Dalam kasus ringan, obat-obatan herbal atau obat-obatan yang disesuaikan dengan gejala (obat disfungsi ereksi, antidepresan, dll.) digunakan. Dalam kasus berat, terapi penggantian hormon pria melalui suntikan intramuskular, yang ditanggung oleh asuransi, merupakan pilihan pengobatan.

Potensi pengobatan regeneratif

Penelitian sedang dilakukan untuk menciptakan sel Leydig yang mengeluarkan testosteron dari sel iPS dan memulihkan fungsi testis, yang berpotensi menyebabkan efek jangka panjang dari satu pengobatan.

Hasil studi utama dan signifikansi (dampak testosteron rendah)

  • Depresi dan penurunan kognitif
  • penurunan fungsi seksual
  • Diabetes, obesitas, sindrom metabolik
  • Penyakit osteoporosis
  • Penyakit kardiovaskular (seperti arteriosklerosis)
  • Sarkopenia (kehilangan otot)

Kadar testosteron yang tinggi dikaitkan dengan umur yang lebih panjang dan sehat dan juga penting untuk menjaga kualitas hidup (QOL).

Tantangan dan prospek masa depan

Meskipun penurunan kadar testosteron seiring bertambahnya usia tidak dapat dihindari, perkembangannya dapat diperlambat melalui perubahan gaya hidup dan intervensi medis. Perkembangan di masa depan dalam pengobatan regeneratif diharapkan dapat memulihkan kemampuan tubuh untuk memproduksi hormon. Tantangan selanjutnya adalah mengevaluasi fluktuasi hormon setiap pasien secara individual dan mengoptimalkan pengobatan berdasarkan evaluasi tersebut.

Dibimbing oleh: Dr. Yuzo Terakawa (spesialis bedah saraf)

📷 Instagram Klinik HELENE ada di sini